Pages

Subscribe:

Alfred Riedl Kembali Ke Indonesia

Alfred Riedl dikabarkan bersedia datang ke Indonesia jika memang dirinya dipercaya untuk menukangi pasukan Merah Putih lagi. Apalagi, pelatih asal Austria itu sudah tidak terikat kontrak lagi dengan timnas Laos.
Hal ini disampaikan oleh Iman Arief, mantan Ketua Badan Tim Nasional Indonesia (BTN). Menurut keterangan Iman Arief, keinginan Alfred Riedl untuk balik ke Indonesia boleh jadi karena mendengar kabar bahwa PSSI versi KLB (KPSI) akan menariknya kembali.
Iman Arif memang belum menjelaskan secara pasti kapan Alfred Riedl akan mendarat di Jakarta. Akan tetapi, diyakini bahwa pelatih yang dipecat sesaat setelah Djohar Arifin Husin terpilih menjadi Ketua Umum PSSI itu mau menukangi Timnas Indonesia lagi.
Alfred Riedl, lanjut Iman Arif, hanya mau melatih Timnas Indonesia saja dan tidak mau jika ditawari melatih klub di Indonesia. Pelatih yang kemudian digantikan oleh Wim Rijsbergen itu sepertinya sangat mengerti tentang kualitas pesepakbola Indonesia yang layak masuk skuad Laskar Garuda.

Rayana Djakasurya : Andik Vermansyah Tidak Layak Bermain di Liga Italia

Gembar gembor yang mengaitkan nama Andik Vermansyah dengan sejumlah klub Serie A Italia, mendapat tanggapan dari pengamat sepak bola Italia, Rayana Djakasurya. Menurut pria yang lama bermukim di 'Negeri Spaghetti' itu, standar kualitas Andik masih sulit menembus ketatnya persaingan sepak bola Italia. Karena itu, kabar Andik yang dikaitkan dengan klub Serie A dipandangnya hanya sebatas sensasi.

"Sepak bola Italia itu realistis. Mereka beri penilaian secara fair. Pemain yang dianggap jelek, ya dikatakan jelek. Bagus, ya bagus. Mereka tidak bakal rekrut pemain hanya didasari isu. Semua ada pertimbangan teknis," kata Rayana saat dihubungi, Rabu (28/3).

Secara jujur Rayana mengatakan bahwa skill, fisik, dan mental Andik masih jauh untuk bisa bersaing di Italia. Dengan ukuran tubuhnya yang hanya 160-an sentimeter, Andik akan sulit bersaing dengan pemain bertubuh tinggi besar dan memiliki kecepatan di atas rata-rata.
"Andik secara teknis biasa-biasa saja. Kalau untuk bermain di Serie A, harus jujur Andik belum ada apa-apanya," ulas Rayana.

Rayana merujuk pada penampilan Andik selama ini yang belum mempertontonkan performa maksimal di Liga Prima Indonesia. Andik dipandang hanya tampil baik di laga persahabatan lawan LA Galaxy dan turnamen Hassanal Bolkiah. "Lawan LA Galaxy kita semua tahu itu laga uji coba. Dan, pastinya akan diberi kesempatan pemain Indonesia beraksi. Karena itu, Andik mampu menonjol," nilainya.

Pun halnya di Hassanal Bolkiah di mana Andik hanya menghadapi tim Asia Tenggara yang berusia di bawah 21 tahun. "Untuk bermain di Italia, itu tidak bisa hanya dinilai dari satu dua performa. Seorang (Yuto) Nagamoto yang juara Asia saja butuh waktu lama. Dia harus merintis dari usia muda di tim junior," katanya.

Untuk itu, dia meminta sejumlah pihak agar realistis. Hanya dengan pembinaan pemain yang benar, publik bisa berharap melihat pemain Indonesia bermain di kompetisi papan atas seperti Serie A.
"Kita harus memiliki pemain yang siap secara mental, teknis, dan fisik baik untuk bermain di Italia,'' katanya. ''Sayangnya, hingga saat ini kita harus jujur bahwa kualitas pemain kita masih jauh jika ingin bermain di Italia."

Inilah 5 Pemain Top Dunia Yang Diincar Liga Indonesia

Nama Nicolas Anelka tiba-tiba saja muncul menjadi pemain yang dikabarkan tengah diincar oleh klub Indonesia, Persipura Jayapura. Padahal, Anelka sendiri baru saja bergabung dengan klub Cina Shanghai Shenhua pada Januari lalu.
Manajemen Persipura memang mengungkapkan, pihaknya sedang mencari pemain dengan status bintang untuk dikontrak oleh klub berjuluk Mutiara Hitam ini. Sokongan dana melimpah dari sponsor PT Freeport diduga menjadi pemasok bagi Persipura untuk membeli pemain berlabel bintang.
Mungkin agak sulit bila Persipura berniat mendatangkan Anelka, gaji Anelka sendiri terbilang mahal di Shenhua, setidaknya, pemain berkebangsaan Prancis itu menerima Rp 1,2 miliar per pekan. Angka yang tentu saja sangat besar bila harus diterapkan di kompetisi Indonesia.
berikut adalah beberapa pemain yang sempat menjadi buah bibir di kompetisi Eropa, yang namanya mulai meredup, namun masih bisa menjadi pilihan klub-klub di Indonesia untuk dikontrak demi meningkatkan performa tim dan daya tarik tim itu sendiri.
Berikut pemain tersebut:
1. Mamadou Niang
Striker asal Senegal ini sempat menjadi bintang di Liga Prancis bersama klubnya kala itu, Olympique Marseille. Dia juga sempat membela klub Turki Fenerbahce dan tetap menjadi andalan untuk urusan merobek gawang lawan, usianya yang sudah menginjak 32 tahun membuat tersisih dan kini bermain di Al- Sadd, Liga Qatar.
2. Hernan Crespo
Bomber gaek asal Argentina ini namanya sempat mencuat di kompetisi Serie A, klub-klub seperti Lazio, Inter Milan, AC Milan, Parma dan Chelsea sempat dia bela. Usia Crespo kini sudah menginjak 36 tahun dan terakhir dia ikut bermain di kompetisi kecil di salah satu wilayah di India.

3. Ruud Van Nistelrooy
Namanya begitu menjulang ketika membela Manchester United dan Real Madrid, namun kini usianya sudah memasuki 35 tahun dan memperkuat Malaga. Striker berkebangsaan Belanda ini sempat menyiratkan pensiun akhir musim ini, namun siapa tahu setidaknya bermain semusim lagi di kompetisi Asia menjadi pilihannya.

4. Pierre Webo
Striker yang lebih banyak melanglang buana di kompetisi La Liga ini kini berkarier di kompetisi Turki bersama klub Istanbul BB. Pemain berusia 30 tahun ini juga masih anggota Timnas Kamerun. Melihat nilai kontraknya yang tak terlalu mahal, Webo bisa jadi pilihan klub-klub Indonesia untuk mengontraknya.

5. David Suazo
Namanya kian memudar seiring bertambahnya usia striker internasional Honduras ini. Padahal, Suazo dulu merupakan mesin gol tokcer bersama Cagliari, kepindahannya ke Inter Milan malah membuat kariernya meredup. Kini pemain berusia 32 tahun ini berkostum Catania sejak Januari lalu, dari empat pertandingan, belum satupun mencetak gol.

Nicholas Anelka Dibidik Persipura

Berada di papan atas klasemen sementara, tak membuat Persipura berpuas diri. Juara Liga Indonesia tiga kali ini tetap melakukan evaluasi dan berharap ada perubahan yang lebih gres di putaran kedua nanti.

Persipura juga dipastikan bakal melakukan perombakan pemain. Nah kabar santer yang cukup fantastis adalah munculnya nama mantan striker Chelsea, Nicolas Anelka yang menjadi bidikan Persipura Jayapura. Meski saat ini telah resmi bergabung dengan klub Liga Super Cina, Shanghai Shenhua, nama striker berusia 32 tahun ini tetap dianggap menjadi satu progress yang ingin dicapai.


"Masih dalam penjajakan, kita lihat saja nanti seperti apa," bilang Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano saat ditemui di Cafe Adonai, Ruko Dok II Jayapura Sabtu malam lalu. Kabarnya PT Freeport sebagai salah satu sponsor Persipura akan mendatangkan bomber kelas dunia tersebut.


Namun yang menjadi soal adalah Persipura kini telah mengantongi 3 pemain asal Eropa yakni Bio Pauline, Zah Rahan dan Beto yang sama artinya telah memenuhi kuota pemain asing asal Eropa. Jikapun berpeluang maka hanya bisa menambah 1 pemain asing asal Asia. Tommy Mano sendiri tak menampik kabar tersebut, namun menurutnya di putaran kedua nanti akan ada pemain yang dilepas dan ada pemain yang masuk.


"Banyak yang masuk menurut saya ketimbang yang kami lepas. Dan semua lini akan diisi baik pemain belakang, tengah maupun depan," imbuhnya. Namun sepertinya Persipura perlu memperitungkan kembali performa dan kondisi terakhir pemain asal Perancis tersebut.
 
Lihat saja klub Mitra Kukar yang sempat menggunakan penyerang asal Everton, Marcus Bent tenyata belum bisa berbuat banyak. Kontribusi gol yang diimpikan juga hingga kini masih minim jika dibandingkan dengan striker-striker lainnya yang berlaga di Indonesia. Hal baru lainnya adalah selain Nicolas Anelka, Persipura juga dikabarkan sedang mendekati gelandang Mitra Kukar, Ahmad Bustomi. "Ya semua sedang dalam penjajakan yang jelas target utama kami adalah kembali menjadi capolista. Bintang empat," tegasnya.

Dua Klub Italia Antri Dapatkan Andik Vermansah

Nama Andik Vermansah terus meroket sejalan dengan penampilan apiknya di lapangan. Setelah sebelumnya diincar olehBenfica, kini ada dua klub lagi dari Italia yang tengah mengantri mendapatkan tanda tangan pemain yang dijuluki Messi-nya Indonesia ini.

Media ternama Italia, itasportpress.it menuliskan jika klub Serie B Reggina, dan klub promosi Serie A, Novara tertarik mendapatkan Andik. Harga murah dengan kualitas mumpuni menjadi alasan bagi kedua klub itu untuk mendaratkan playmaker Persebaya ini ke Italia.

Tak main-main memang, Novarra sudah mengutus Direktur Olahraga mereka, Mauritius Pederzoli untuk menyaksikan langsung aksi Andik di lapangan. Demikian menurut penjelasan situs tersebut.

Nama Andik memang sedang menjadi komoditi panas di tanah air. Tak hanya mendapat pengakuan dari publik sendiri, seorang pemain sepak bola ternama seperti David Beckham juga mengakui kualitasnya. Beckham yang menjadi lawan Andik di partai persahabatan melawan LA Galaxy akhir November lalu, bahkan meminta Andik untuk bertukar kaos usai pertandingan.

Tristan Alif Naufal, Gabungan Messi - CR7 - Zidane

Lupakan sejenak carut marutnya kondisi persepak bolaan Indonesia. Sepertinya Indonesia memiliki masa depan yang bagus, khususnya di dunia Internasional. Kenapa? Karena di Indonesia banyak calon-calon pemain bola dengan bakat yang istimewa layaknya bintang-bintang top sepakbola dunia.

Salah satunya bocah berusia tujuh tahun bernama Tristan Alif Naufal, anak kecil ini sangat jago dan lihai dalam menggocek bola. Nama Alif mencuat setelah aksi skil individunya diunggah di situs youtube berjudul "Tristan Alif Naufal ( 7 Years Old Indonesian Football Star On The Making)", video ini diupload pada tanggal 3 Maret 2012 dan sampai saat ini telah ditonton sebanyak 59,768 oleh para pengguna youtube.

Sebuah respon bagus dan cepat, aksi sihir bocah ajaib asal Indonesia ini banyak menarik perhatian publik sepakbola. Alif yang bertinggi badan 110 sentimeter kini menimba bakat mengolah si kluit bundar di dua Sekolah Sepak Bola (SSB), Liverpool dan Arsenal yang berada di Jakarta.

Bahkan di sebuah forum situs liverpoolfc.tv, Alif yang mengidolakan Luis Suarez ini ramai diperbincangkan karena dia memiliki bakat luar biasa bak Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Zinedine Zidane di usia yang masih sangat dini.

Beberapa komentar yang kagum atas kehebatan terhadap Tristan Alif:
MilotyNY: "Mari kita beli dia senilai 20 juta dollar!".
Alexptp: "Aku berharap dia (Tristan Alif) kelak bisa bermain untuk Liverpool."



Berikut dua video youtube aksi kehebatan Tristan Alif asal Indonesia ketika dia berusia enam  tahun dan tujuh tahun:

Tristan Alif Naufal (6 Years) Indonesian Footballer Tricks And Skills


Tristan Alif Naufal ( 7 Years Old Indonesian Football Star On The Making)


Indonesia patut berbangga diri di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang kritis karena konflik yang terjadi dalam tubuh sepak bola nasional, para talenta muda Indonesia bermunculan dan memberikan sebuah harapan yang cerah untuk kehidupan sepak bola Indonesia di masa mendatang. 

Pemerintah Hanya Akui PSSI Djohar Arifin

Dualisme kepemimpinan dalam organisasi sepakbola Indonesia mengundang keprihatinan pemerintah. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan, pemerintah hanya mengakui satu kepengurusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah nahkoda Djohar Arifin.

Adapun Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang dipimpin La Nyalla Mattalitti, bukan organisasi yang memiliki wewenang mengurus kompetisi sepakbola Indonesia. Sehingga, imbuh Agung, tidak berwenang menggelar kompetisi atau mengaku sebagai pemegang otoritas PSSI yang sah.

"Pemerintah tak bisa ikut campur dualisme kepemimpinan di PSSI. Tapi pemerintah, seperti yang diucapkan Menpora (Andi Mallarangeng) hanya mengakui Pak Djohar," ujar Agung saat pers konference di kantornya, Rabu (21/3) petang.

Karena itu, pihaknya meminta organisasi sepakbola dunia, FIFA segera turun tangan untuk menyelesaikan kasus itu. Pasalnya, pemerintah tidak bisa ikut campur dalam menengahi dualisme kepemimpinan PSSI. Karena jika sampai terlibat intervensi, maka PSSI bisa dihukum FIFA dan kompetisi sepak bola Indonesia bakal dilarang.

Karena itu, pihaknya menyeru kepada pengurus PSSI agar lebih menyelesaikan persoalan tersebut. Sehingga ke depannya energinya dapat difokuskan untuk pembinaan pesepakbola muda daripada sibuk bertengkar. Agung berharap dualisme kompetisi, yakni Liga Prima Indonesia (LPI) dan Liga Super Indonesia (LSI) diakhiri dan dilebur jadi satu.

Sehingga semua pemain terbaik di kompetisi liga dapat bergabung untuk membela timnas Indonesia berlaga di kompetisi internasional. Dia berharap, tidak ada lagi pemain yang tidak bisa bergabung dengan timnas gara-gara terbentur aturan mengikuti kompetisi yang tidak diakui PSSI. Sehingga pemain yang dipanggil PSSI bukan yang terbaik dan mengakibatkan Indonesia kalah 10 gol dari Bahrain dalam Piala Asia.

"Kemasukan 10 gol itu sangat memprihatinkan, PSSI harus kembali bersatu. PSSI harus dikenal prestasi pemainnya, bukan tampilan pengurusnya," kritik politisi Partai Golkar tersebut.

Messi Akan Datang ke Indonesia

Keinginan masyarakat pencinta sepak bola dan Barcelona, pada khususnya, untuk melihat aksi para bintang “Blaugrana” itu, seperti Lionel Messi, Xavi, dan Iniesta, bermain di Indonesia tampaknya bisa terwujud. Para pemain klub yang baru dinobatkan sebagai tim terbaik Eropa abad XXI oleh Federasi Internasional Sejarah dan Statistik Sepak Bola (IFFHS) itu dijanjikan datang untuk menunjukkan kehebatannya di depan para penggemar di Indonesia.
Kemungkinan ini disampaikan Chief Marketing Officer Barcelona Laurent Colette saat memberi kata sambutan dalam upacara peletakan batu pertama Akademi FCB Escola di Sentul, Jawa Barat, Rabu (21/3/2012). Menurut Colette, rencana tersebut akan dilakukan agar pemain Barcelona bisa lebih dekat dengan para penggemarnya di Indonesia.
“Saya berjanji akan membawa pemain saya, seperti Lionel Messi, Xavi, Iniesta, dan lain-lain. Memang, tidak mudah membawa mereka ke sini (Indonesia) karena jadwal sangat sulit sekali. Namun, saya berjanji akan berusaha membawa mereka,” ujar Colette.
Colette menambahkan, Indonesia saat ini adalah negara dengan jumlah penggemar Barcelona terbesar di dunia, yaitu sekitar 2,5 juta penggemar. Bahkan, jumlah itu, dua kali lipat dari Meksiko yang hanya memiliki sekitar 1,1 juta penggemar Barcelona.
“Karena itulah saya ingin mereka ke sini agar lebih dekat lagi dengan fans di indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, Colette mengaku, Barcelona sangat senang bisa bekerja sama denganIndonesia dalam pembangunan akademi sepak bola FCB Escola tersebut. Dia yakin sejumlah talenta muda Indonesia akan dapat terpantau dengan baik dan bisa dimaksimalkan melalui keberadaan akademi tersebut.
“Kami yakin talenta anak-anak di Indonesia sama seperti di Eropa atau Brasil. Kami sudah memiliki pemain Barca keturunan Indonesia, seperti Giovanni Van Bronchorst dan Frank Rikkjard. Mereka semua pemain hebat. Jadi, kenapa nanti kita tidak memiliki Messi dariIndonesia di masa depan,” kata Colette.

Andik Vermansyah Akan Ditawarkan Ke Inter Milan Dan Liverpool

Performa mengkilap Andik Vermansyah baik di ajang Sea Games 2011 maupun turnamen Hassanal Bolkiah, memancing minat sejumlah klub dalam dan luar negeri. Sebelumnya, nama Andik sempat dilirik klub dunia macam LA Galaxy, Benfica, dan Novara. Namun kabar itupun menguap seiring tidak adanya kontak antara klub peminat dan Persebaya.

Sadar bahwa Andik memiliki potensi untuk bermain di mancanegera, PSSI jemput bola dengan menawarkan pemain berusia 20 tahun itu langsung ke klub Eropa. Menurut Bob Hippy, PSSI berencana menawarkan Andik kepada klub raksasa Italia Inter Milan saat klub itu datang ke Jakarta, Mei mendatang.

“Kami berencana akan berbicara soal kemungkinan itu (perekrutan Andik) nanti saat Inter ke Jakarta. Nanti biar Inter melihat langsung aksi Andik di lapangan,” ujar Ketua Komite Timnas, Bob Hippy saat dihubungi Republika.

Bob mengaku bahwa kemampuan Andik berada di atas rata-rata pemain nasional pada umumnya. Tidak hanya itu, Andik juga memiliki kemampuan di atas para pemain Asia tenggara lain seusianya. Terbukti, lima gol mampu dia lesakkan di turnamen Hassanal Bolkiah 2012.

“Andik memang punya talenta yang luar biasa. Dia harus terus mengasah diri, termasuk mencoba bermain ke luar,” ungkapnya.

Bob pun mengungkapkan, PSSI juga akan menawarkan kepada Liverpool untuk menguji Andik dalam sebuah trial (masa uji coba). 

“Kita sudah punya kerja sama dengan Liverpool soal pembinaan usia muda. Hal itu nanti kita manfaatkan untuk membuka kemungkinan trial pemain kita ke sana, termasuk Andik,” pungkas Bob.

PSSI Berkelit Lagi dari Surat FIFA


PSSI kembali memberikan keterangan soal polemik skuad timnas Indonesia saat laga putaran keempat kualifikasi Piala Dunia Grup E zona Asia melawan Bahrain, Rabu (29/2/12).
Dalam laga itu, PSSI membatasi skuad timnas hanya dari klub-klub peserta Liga Primer Indonesia (IPL), yang menjadi kompetisi resmi PSSI. Sementara pemain-pemain yang selama ini membela timnas tidak boleh dipilih karena merumput di Liga Super Indonesia (ISL), kompetisi yang telah dibekukan dan digantikan oleh IPL.
Menurut PSSI, kebijakan tersebut diambil karena merupakan amanat dari FIFA, sebagai induk organisasi sepak bola dunia.
Kualitas timnas pun menurun karena mayoritas pemain yang dibawa saat melawan Bahrain baru kali ini memperkuat timnas senior. Beberapa diantaranya bahkan belum pernah sekalipun mengenakan kostum Merah-Putih, baik di timnas junior maupun senior. Hasilnya, Indonesia dibantai Bahrain 0-10 dan mencatat kekalahan terbesar sepanjang sejarah.
PSSI mengakui sebelumnya FIFA telah mengirimkan surat agar PSSI mengirimkan pemain terbaiknya. Organisasi sepak bola nasional itu pun menegaskan bahwa yang mereka kirim adalah yang terbaik.
“FIFA meminta untuk mengirimkan tim terbaik. Tim terbaik ya yang kita kirim itu,” terang Bernhard Limbong, penanggung jawab timnas.
Polemik kian panjang karena penyerang klub ISL, Safee Sali, masih diizinkan membela timnas Malaysia.
“Kita juga melayangkan protes kenapa Safee Sali bisa main untuk timnas Malaysia tetapi kita tidak. PSSI tidak pernah melarang, tapi semuanya datang dari FIFA,” tandas Limbong.
Sementara itu, surat FIFA tertanggal 16 Februari 2012 menegaskan bahwa PSSI harus memainkan skuad yang sebelumnya sudah bermain di putaran kedua dan putaran ketiga, yang mayoritas diisi pemain ISL.
“Kami dengan ini meminta PSSI untuk mengirimkan kepada FIFA paling lambat Senin 20 Februari 2012, konfirmasi tertulis bahwa tim A (tim terbaik. red) perwakilan nasional Indonesia yang akan diturunkan di laga Bahrain 29 Februari 2012 hanya akan diisi oleh pemain-pemain yang sudah pernah tampil di laga sebelumnya putaran yang sama kualifikasi ini...”
Merujuk pada surat ini, maka ilegal bagi PSSI untuk menurunkan Hengky Ardiles, Samsidar, Taufik, Rendy Irwan dan yang lain dalam laga tersebut.

PSSI Diskriminatif, Menpora Stop Dana Timnas


Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, menegaskan pihaknya sementara akan menghentikan aliran dana kepada Tim Nasional Indonesia untuk berlaga di level internasional, hingga PSSI menyelesaikan persoalan diskriminasi pemain.

Prinsip Pemerintah, menurut Menpora tidak ingin ada diskriminasi dalam pembentukan Timnas Indonesia. PSSI sebelumnya tidak memanggil pemain yang berlaga di ajang Indonesia Super League (ISL), dalam pembentukan Timnas yang berlaga di Pra Piala Dunia 2014 melawan Bahrain.
PSSI berdalih, tidak menyertakan pemain dari ISL karena mengikuti instruksi FIFA, yang tidak mengizinkan PSSI memanggil pemain yang berlaga di luar kompetisi resmi PSSI. Alhasil Indonesia menelan kekalahan terburuk dalam sejarah 0-10 dari Bahrain.

"Prinsip pemerintah tidak ada diskriminasi. Pemain Timnas harus dari pemain terbaik bangsa. Termasuk dari asal muasal klubnya serta tidak membedakan dari mana mereka berasal," tegas Menpora di kantor Menpora, Senin 5 Maret 2012.

Untuk itu, Menpora menegaskan pihaknya tidak akan memberi fasilitas dana kepada PSSI selama masalah diskriminasi pemilihan pemain Timnas masih berlanjut.

"Pemberhentian fasilitas ini diberlakukan saat diskriminasi mulai dilakukan, dan akan kembali dikucurkan sampai Timnas kembali diperkuat oleh pemain terbaik di Indonesia. Karena pemain yang dipanggil itu hanya pemain dari satu kompetisi saja, yakni IPL. Padahal, masih ada pemain terbaik di kompetisi ISL," papar Menpora.

Menanggapi pernyataan Menpora, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menegaskan, "Nanti negara yang rugi. Bukan PSSI."

Djohar Arifin : Timnas Dikerjain Wasit Di Bahrain

Ketua umum PSSI Djohar Arifin Husein menyatakan kekalahan sepuluh gol tanpa balas yang dialami timnas Indonesia saat menghadapi Bahrain di laga terakhir putaran tiga Grup E kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia tidak wajar.

Djohar menilai timnas Indonesia dikerjai wasit di pertandingan tersebut. Mantan wasit sepakbola nasional itu menilai seharusnya wasit hanya memberikan penalti pada Bahrain saat Syamsidar melanggar striker tim tuan rumah, menurutnya kartu kuning tidak layak diberikan apalagi kartu merah.



"Wasit sendiri memperburuk keadaan. Kita lihat lah. Menit ke-tiga penalti itu oke, karena penjaga gawang kita berbenturan dengan penyerang. Tapi memberikan kartu kuning rasanya tidak perlu, apalagi kartu merah. Itu sangat berlebihan. Keputusan yang lain pun banyak membuat kita sedihkan. Sepertinya kita dikerjai di Bahrain," ujar dia saat diwawancara diKompas TV.

Mengenai mengapa pemain-pemain yang dibawa ke Bahrain adalah pemain-pemain yang minim pengalaman internasional. Djohar menyatakan hal tersebut sesuai arahan FIFA.

"Sebenarnya kami ingin memakai seluruh pemain yang ada. Contohnya, walaupun kompetisi sudah dua, ada IPL dan ISL, pada November 30 kita kan bertanding dengan [Los Angeles] Galaxy, itu dua kubu ini kita pakai. Tapi begitu ada surat FIFA pada tanggal 21 Desember, melarang pemain-pemain yang berada di kompetisi ISL untuk memperkuat timnas. Oleh karena itu kita terbatas stok," jelas Djohar.

PSSI Segera Akui Klub ISL

Kesempatan klub Liga Super Indonesia (LSI) untuk mendapatkan haknya kembali terbuka dalam kongres di Palangkaraya mendatang. "Dalam waktu singkat akan undang klub yang ada di ISL untuk berbicara. Waktunya sebelum tanggal 15 Maret. Nanti akan juga diundang bagi klub LSI untuk ikut kongres entah sebagai peserta, undangan, atau peninjau," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI Bernhard Limbong.

Kebijakan PSSI untuk mengakui LSI diakui sebagai respon atas permintaan pemerintah soal rekonsiliasi. Limbong mengharapkan tawaran ini mampu meredakan perpecahan pengurus sepak bola. Dia pun berharap, dengan mengakui LSI, pemain tidak lagi terdiskriminasikan untuk memperkuat timnas. "Intinya yang kita harapkan prestasi. Untuk itu semuanya kita lakukan demi percepatan rekonsiliasi,"

Kalaupun klub LSI berencana menggugat PSSI, dia menyerahkan sepenuhnya pada forum kongres di Palangkaraya. Dalam kesempatan itu, Limbong mengaku mengapresiasi perhatian pemerintah akan konflik di sepak bola Indonesia.

Dia optimis dorongan pemerintah akan makin mempercepat bersatunya pengurus sepak bola. "Saya kira kita semua setuju dengan pernyataan presiden bahwa kita harus mengakhiri segala ribut-ribut ini. Dan PSSI akan berusaha agar semua polemik berakhir dan kiiita bersama membanguntimnas yang kuat," ujarnya.

PSSI juga mengaku mahfum dengan ancaman pemerintah memboikot dana bagi timnas. Menurutnya, pernyataan yang disampaikan Menpora Andi Mallarangeng lebih bersifat tekanan untuk meredam konflik.

Disamping itu Limbong menganggap wajar ancaman penghentian dana timnas karena prestasi yang ditunjukkan tidak memadai. "Siapa juga yang mau mengasih dana jika timnya tidak bagus. Saya pun tidak akan kasih duit kalau hasil yang dipetik tim jeblok," pungkasnya.

Bernhad Limbong : Bubarkan Saja ISL dan IPL !!

PSSI membuka kemungkinan untuk membubarkan Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Prima Indonesia (LPI) seusai kedua kompetisi memasuki akhir musim. Lewat Ketua Komisi Disiplin, Bernhard Limbong, PSSI menilai jalan ini diambil sebagai percepatan rekonsiliasi sepak bola nasional. Menurut Limbong, kompetisi jadi tidak penting bila berujung pada perpecahan insan sepak bola nasional.

"Kalau perlu bubarin aja ISL (LSI) dan IPL (LPI). Lebur dan bikin kompetisi baru. Tentunya ini setelah kedua kompetisi yang sekarang berjalan berkahir," kata Limbong kepada sejumlah wartawan di kantor PSSI, Selasa (6/3).

Dia pun mengaku PSSI akan segera mengakui LSI sebagai kompetisi sepak bola yang sah. Namun semua itu, ujar Limbong, baru akan terlaksana di forum Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya, 18 Maret mendatang. Di sanalah, lanjut dia, klub diperkenankan mengungkapkan uneg-unegnya terkait jalan keluar dari polemik sepak bola nasional.

Untuk meredakan tensi perseteruan, dia mengaku PSSI akan segera mengadakan pertemuan dengan seluruh klub LSI. Pertemuan, kata Limbong, akan membicarakan proses rekonsiliasi, termasuk kemungkinan pencabutan sanksi.a

Rekor Terburuk Timnas Merah Putih

Lengkap sudah derita tim nasional Indonesia. Merah Putih mencatat hasil menyakitkan saat dilumat Bahrain 0-10 di National Stadium, Manama, dalam laga kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 Zona Asia Grup A tadi malam.


Ini rekor terburuk penampilan timnas Indonesia.Timnas pernah mencatat kekalahan terbesar 0-9 pada saat menghadapi Denmark di Kopenghagen, 3 September 1974. Kekalahan ini juga membuat Indonesia tak sekalipun meraih kemenangan di putaran ke tiga Pra-Piala Dunia 2014.

Kendati menang besar Bahrain tetap saja harus tertunduk lemas.Tim berjuluk Al-Ahmar itu gagal lolos. Pasalnya pada saat bersamaan laga Iran kontra Qatar berakhir imbang, 2-2.Dua gol Iran yang dicetak D Jagah pada menit ke- 5 dan 51 berhasil disamakan KA Khalfan dan K Mohammed,masingmasing pada menit ke-9 dan 86. Mimpi buruk timnas Indonesia terjadi saat pertandingan baru berjalan tiga menit.

Kesalahan penjaga gawang Syamsidar dalam menghalau laju pemain Bahrain berbuah petaka. Bukan saja pelanggaran itu berbuah hadiah penalti bagi Al- Ahmar, Syamsidar juga harus menerima kartu merah.Tanpa kesulitan, Ismael Abdul Latif menjebol gawang timnas yang kali ini dikawal Andy Muhamad Guntur pada menit ke- 6. Sepuluh menit laga berjalan, Bahrain pun kembali menambah keunggulan, 2-0, lewat Abdullah Omar.

Tambahan dua gol dari Mahmod Abdulrahman masing-masing pada menit ke-35 dan ke-43 membuat kedudukan 0-4 pada babak pertama. Pada babak kedua timnas semakin jadi bulan-bulanan lawan. Bahrain kembali memperlebar keunggulan lewat A Tayeb pada menit ke-60.Seperti tinggal menunggu waktu, Bahrain pun tidak henti-henti membuat para punggawa timnas Indonesia merana.

Tepatnya pada menit ke-63, 67, dan 72. Secara bergantian para pemain Al- Ahmar, yaitu Sayed Dhiya,A Tayeb, dan Ismael Abdul Latif bertubi- tubi menceploskan si kulit bundar ke gawang Muhamad Guntur dan membuat Bahrain unggul sementara,8-0. Laga ditutup dengan pesta kemenangan Bahrain, 10 gol tanpa balas.

Pencetak dua gol terakhir Bahrain ialah Sayed Dhiya dan yang tercipta pada menit ke-83 dan 90. Walau dipermalukan Bahrain, dukungan tetap diberikan kepada para pemain timnas. Beberapa dukungan dituliskan berbagai pemain seperti Hamka Hamzah lewat jejaring sosial Twitter.

“Kita harus tetap mendukung dan mendoakan mereka yang bermain di lapangan. Kekalahan ini bukan mereka yang bersalah. Mereka sudah bermain maksimal.Sebisa mungkin memberikan yang terbaik bagi Indonesia,”tulis Hamka.

Dahlan Iskan Ajak Nirwan-Panigoro 'Bertempur' di Lapangan

Di tengah kisruh berkepanjangan kepengurusan PSSI, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyampaikan pemikiran agar prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak jeblok, yaitu Nirwn dan Panigoro 'bertempur' saja di Lapangan.

"Saya punya ide, bagaimana jika Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro mendirikan saja klub sepak bola, terus bertarung di lapangan. Buktikan tim siapa yang paling kuat," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (1/3).

Menurut mantan manajer Persebaya Surabaya ini, daripada keduanya bertengkar terus dan prestasi sepak bola nasional tidak jelas, lebih baik mereka bertempur di lapangan melalui klubnya masing-masing.

"Mereka itu punya kemampuan dana dan kecintaan terhadap sepak bola. Jadi, seharusnya bisa membentuk klub bola yang bagus. Kalau memang hebat tentu bisa menjadi klub sekelas Barcelona maupun Real Madrid," ucap pria kelahiran Magetan, Jatim, ini.

Timnas Indonesia, Rabu malam (29/2) pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia dipermalukan 10-0 oleh Bahrain. Sejumlah kalangan menuding kekalahan tersebut lebih karena salah urus dan politisasi di tubuh PSSI.

Dahlan diminta tanggapan seputar perlunya figur yang tepat untuk menjadi Ketua Umum PSSI, di tengah minimnya prestasi persebakbolaan di Tanah Air. Mantan Dirut PT PLN ini mengatakan hingga kini tetap tidak tertarik masuk PSSI, meskipun permintaan dari berbagai kalangan masih terus mengalir.

"Soal sepak bola saya sudah pada tingkat insyaf. Saya tidak akan pernah tergoda untuk menjadi pengurus PSSI, apalagi Ketua Umum," ucap mantan Ketua PWI Jatim ini.

Menurut Dahlan, dirinya memang masih geregetan melihat dunia sepak bola Indonesia yang tidak kunjung mengukir prestasi. "Bagaimana ya...susah kalau sepak bola sudah dipolitisasi. Sulit untuk membenahinya," tukasnya.

PSSI Bohongi FIFA

Terungkap satu lagi kebohongan PSSI sehubungan dengan bergulirnya kompetisi level teratas. 

Dalam surat yang diterima Media Indonesia, Rabu (29/2), PSSI terbukti membohongi FIFA dengan mengatakan bahwa peserta Indonesian Premier League (IPL) semuanya merupakan klub-klub yang dulu berlaga di Indonesia Super League (ISL). 

Pernyataan tersebut merupakan balasan PSSI atas permintaan bagian legal FIFA tertanggal 30 Januari 2012 yang meminta konfirmasi ulang atas keabsahan liga profesional yang kini bergulir di Tanah Air sesuai Statuta PSSI. 

Dalam surat bertanda tangan Sekjen Tri Goestoro itu, PSSI dengan tegas menyatakan bahwa IPL merupakan satu-satunya kompetisi yang diakui oleh PSSI. 

Namun di kalimat terakhir, PSSI mengatakan bahwa seluruh peserta IPL merupakan klub-klub liga super sehingga bergulirnya IPL tidak menyalahi Statuta PSSI. 

"Partisipan IPL terdiri dari seluruh klub Liga Super seperti yang dimandatkan oleh Statuta PSSI," tulis Tri Goestoro dalam surat tertuju ke Konsil Legal mengenai Status Pemain FIFA Laura Romer Zantonelli itu. 

Dari rencana slot 24 klub (18 ISL musim lalu plus 6 promosi gratis), kini peserta IPL hanya berjumlah 12 klub. Hanya Semen Padang dan Persijap Jepara yang merupakan peserta ISL musim lalu dan kini berkompetisi di IPL. 

Dua sisanya yaitu Persiba Bantul dan Persiraja Banda Aceh merupakan tim promosi Divisi Utama. Sementara 6 lainnya promosi gratis (Persebaya, PSMS Medan, Bontang FC, Persema, PSM Makassar, dan Persibo Bojonegoro) dan beberapa merupakan klub kloningan (Jakarta FC kloning Persija dan dualisme Arema kloning Arema ISL). 

Permintaan FIFA untuk mengonfirmasi keabsahan liga ini diduga terkait dengan status pemain yang akan berlaga di tingkat tim nasional. Seperti diberitakan sebelumnya, PSSI meminta FIFA mengabulkan sejumlah nama baru yang akan diturunkan untuk berlaga di partai terakhir kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 kontra Bahrain. 

Awalnya, FIFA menolak opsi tersebut dan meminta PSSI menurunkan skuat lama yang terdiri dari Bambang Pamungkas cs. Namun dengan adanya surat ini, FIFA memperbolehkan PSSI mengirim nama-nama yang hanya terdiri dari para pemain IPL. 

Pembohongan soal kompetisi ini juga bakal dijalankan dalam Kongres Tahunan di Palangkaraya, 18 Maret 2012 mendatang. Meski sudah pasti tidak mengundang klub-klub Indonesia Super League di kongres tahunan, PSSI mencatut nama kompetisi yang dijalankan oleh PT Liga Indonesia itu. 

Hal tersebut terungkap dalam dokumen Laporan Kegiatan PSSI Juli 2011-Februari 2012 yang diterima Media Indonesia, kemarin. Di halaman 3 tentang pelaksaan kompetisi liga profesional, PSSI menulis menjalankan ISL (bukan IPL) sebagai kompetisi kasta teratas di Tanah Air. 

"Sesuai penetapan PSSI, pengelola kompetisi sepakbola profesional diserahkan kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Ada dua kompetisi yang dijalankan, yaitu Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama," kata pernyataan dalam laporan pertanggungjawaban PSSI tersebut. 

Hal tersebut dilakukan agar kongres tidak bertentangan dengan Statuta PSSI Pasal 23 ayat 1a bahwa peserta kongres adalah 18 klub Liga Super. Hal tersebut juga dikukuhkan dalam Kongres Bali Januari 2011 lalu yang juga disebut dalam laporan pertangungjawaban tersebut meski Ketua Umum Djohar Arifin Husin berkali-kali menegaskan tidak mengakuinya. 

"Liga super itu kan cuma istilah dalam Statuta saja, di pelaksanaannya kita menjalankan liga teratas dengan nama IPL dan di laporan pertanggungjawaban juga yang kita tulis adalah IPL, bukan ISL," kilah Ketua Panitia Kongres Tahunan Tondo Widodo ketika dihubungi Rabu (29/2).