Pages

Subscribe:

Sikap PSSI Bisa Bikin Hancur Sepak Bola Indonesia

Ketua Umum Persija Ferry Paulus mengatakan jika PSSI akan terus memimpin dengan gayanya seperti sekarang, maka sepak bola akan hancur.
"Kalau PSSI akan terus dengan gayanya yang seperti ini, akan berbahaya bagi persepakbolaan nasional. Sepak bola kita akan hancur," ujar Ferry Paulus kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/11).

Hal itu dikatakan Ferry Paulus terkait dengan sikap PSSI yang terus 'ngotot' menggelar kompetisi sepakbola nasional Indonesia Premier League (IPL) di bawah PT Liga Prima Indonesia Sportindo dan telah diingatkan berulangkali bahwa hal tersebut telah menyalahi aturan.

Bahkan dengan mengesahkannya sejumlah klub baru dengan penamaan yang mirip sama, lanjutnya, hal itu hanya akan menambah keruh persepakbolaan nasional, termasuk nama klub Persija yang telah diklaim pihak lain sebagai tim yang sah mengikuti kompetisi level tertinggi di Tanah Air.

"Kita tidak pernah menganggap ada dualisme Persija. Persija sejak dulu adalah Persija berjuluk Macan Kemayoran. Kalau PSSI membenarkan adanya Persija yang lain, maka bukan mustahil akan muncul kasus serupa dari klub-klub lain. Semua (masalah) ini datangnya dari PSSI," ujarnya.

Hal itu dikatakan Ferry Paulus di sela-sela perayaan HUT ke-83 Persija di Jakarta ditandai dengan penandatanganan bantuan sponsorship dari 'League' yang akan menyediakan apparel bagi tim Persija.

Ferry mengatakan meski tak direstui oleh PSSI, Persija versi Ferry tetap jalan terus dan pihaknya sudah mempersiapkan tim untuk mengikuti ISL di bawah PT Liga Indonesia, kompetisi yang diklaim tidak resmi oleh PSSI.

Menghadapi musim kompetisi ISL 2011-2012, Persija telah menunjuk Iwan Setiawan sebagai pelatih kepala dan membangun skuad yang cukup mumpuni untuk musim depan dengan merekrut 30 pemain.

Ke-30 pemain Persija itu adalah Galih Sudarsono, Andritany Adhyaksa, Precious Emuejeraye, Soleman Lubis, Fahreza Agamal, Abdul Tommy, Ramdhani Lestaluhu, Rudi Setiawan, Robertino Pugliara, Alan Martha, Hasim Kipuw.

Kemudian Ismed Sofyan, Fabiano Beltrame, Delton Stevano Wohon, Octavianus, Johan Juansyah, Bambang Pamungkas, A Marzukih, Bagus Djiwo Noor Cahyo, Leo Saputra, I Wayan Gangga, Pedro Javierm Rachmat Affandi, Ngurah Wahyu, Adixi Lenzivio, Saronih, Ahmad Ihwan, dan Arif Dwi Wicaksono.